Jumat, 01 Mei 2009

HOME SWEET HOME (Part 3/end)


bulan demi bulan berganti. setelah A merasa cukup dengan dunianya selama ini dan berhasil mengelakan rasa rindu nya pada rumah dan B, suatu malam ia bermimpi tentang B. mimpi itu terasa nyata, sangat nyata. ia merasakan lembutnya sentuhan B, hangat nya senyuman B, tulus nya tatapan B pada A. A ingin memeluk B, tapi A hanya mampu memandangi B. saat A berusaha mendekati B tiba2 A terbangun dari tidurnya... "kenapa aku memimpikanya? aku bahkan tak merindukanya.." A tetap menyangkal. pada malam selanjutnya, A bermimpi tentang B lagi. semua mimpinya tentang B. sampai pada malam ketiganya ia bermimpi dan saat ia terbangun A benar2 tak kuasa menahan lagi rasa rindunya pada B, ia bergegas menghampiri rumahnya yang dulu.

B sedang meminum teh diteras rumahnya, dan tersentak saat ia melihat siapa yang ada di hadapanya. sosok seseorang yang selalu ia nantikan, dia adalah A. B sudah tidak dapat lagi mengutarakan kemarahanya, kebencianya, dan kepedihanya ditinggal A, yang ia dapat utarakan hanya betapa ia merindukan A dan betapa ia bahagia karena A akhirnya menyadari bahwa hanya B lah yang A butuhkan. B memang sangat polos dan pemaaf, hanya sekejap saja B dapat menerima A kembali, padahal A sama sekali belum menunjukan penyesalannya.

mereka bersama lagi, didalam rumah yang selama ini B jaga dalam keadaan apapun. A tidak pernah tahu dan tidak pernah mau tahu akan hal itu. yang A tahu hanya ia punya suatu tempat yang akan selalu menerimanya kembali sejahat apapun ia terhadap tempat itu. yang B tahu hanya ia kini merasa tidak sia2 menjaga dan membangun kembali rumah mereka berdua dan dapat membuktikan kepada semua orang yang menganggapnya gila bahwa mereka salah. mimpi B bukan hanya sekedar mimpi. tahu apa yang selanjutnya A lakukan terhadap B???

A mengamuk, ia mulai memecahkan segala peceh belah dirumahnya, bahkan ia melakukan hal yang sama dirumah B. tidak ada lagi keharmonisan dalam hubungan mereka. entah apa yang ada di pikiran A, ia benar2 tega menghacurkan seisi rumahnya sendiri. setiap kali A melakukan hal itu B yang selalu membersihkan dan membereskan rumah A. B menangis setiap malam, ia tidak tau mengapa A benar2 berubah, ia merasa tak mengenal A lagi. tapi B pun tudak sanggup jika harus memutuskan A. akhirnya B tetap bertahan setengah mati menahan sakit di hatinya demi semua mimpi nya.

beruntunglah B. A pergi lagi, kali ini entah kemana. B sudah lelah mencarinya. B muak dengan semua sikap A. walaupun cinta B masih mendominasi semua rasa dalam hatinya.dan B yakin jika A datang lagi, maka ia akan dengan mudah memaafkan A. B kali ini tidak menangis lagi, B kali ini tetap tertawa. tapi kepedihan B kali ini melebihi apapun. B berdoa agar ia diberi kekuatan, kali ini ia tidak meminta untuk kembali bersama A. meskipun B terlihat setegar itu, dalam hatinya ia sangat mengharapkan A, ia hanya ingin bersama A.

A menyesal LAGI, kali ini ia tunjukan sikap penyesalanya. ia datang kembali kepada B meminta maaf, memohon ampun. bahkan kali ini A berjanji akan menikahi B agar mereka tidak terpisahkan lagi. B sangat shock. B hancur, terlanjur hancur karena sikap A. tapi ia tidak menunjukan semua rasa yang berkecamuk itu kepada A. B hanya tersenyum dan berkata:

"aku sangat mencintaimu A, tapi aku rasa kali ini aku tidak bisa menerima mu kembali. ingat saat pertama kamu pergi dari rumah mu? kamu tidak pernah tahu kan siapa yang membersihkan rumahmu? ya, itu aku A. kamu tidak sedikitpun mau tahu apa yang sudah orang lain siapkan untuk dirimu. lalu ingat saat rumah kita kebakaran? kamu pergi begitu saja. kamu tidak kuat untuk bertahan dalam puing, aku wanita dan aku mampu. ditambah dengan cacian dan hinaan orang kepadaku karena aku selalu bertahan dalam panas dan hujan hanya untuk menjaga rumahmu, karena saat itu aku yakin kamu akan kembali. lalu saat keadaan mentalmu tidak begitu baik dan kau hancurkan seisi rumahmu, siapa yang selalu membereskanya? itu aku A. apa kamu tidak pernah mau sedikitpun tahu dan mencari tahu tentang sekitarmu?? kamu tidak bisa begitu saja hanya pergi setiap kali kamu merasa tidak nyaman. semua itu harus dihadapi. pada kenyataanya kamu hanya mendapatkan kenyamanan dirumah mu sendiri bersama ku kan?" kali ini B memuncak terbawa emosi yang benar2 ia tahan. B melanjutkan kalimatnya tapi kali ini dengan tetesan airmata "rumah mu adalah hatimu A, jika kamu benar2 mencintai rumahmu dan merasa sangat nyaman, jangan pernah kamu tinggalkan rumah mu meskipun keadaan dalam rumah mu tidak sesuai dengan keinginan mu lagi. karena pada akhirnya kamu akan menyesal. kamu sadar kah dengan kamu kembali itu jauh lebih menyakitkanku? aku memang sangat mencintaimu, tapi aku tidak ingin bodoh. sudah cukup kamu menghancurkan semua mimpi dan masa depanku." kata-kata terkahir dari mulut B adalah "KALI INI BUKAN KAMU YANG PERGI A, AKU AKAN PERGI DARI RUMAH INI. AKU TIDAK INGIN MENJAGA RUMAH MU LAGI. AGAR KAMU BELAJAR MEMELIHARA RUMAHMU SENDIRI." B tidak memberikan kesempatan pada A untuk bicara lagi lalu ia segera pergi dari rumah itu. A hanya diam meneteskan airmatanya untuk pertamakalinya saat ia melihat B pergi dari rumahnya. selamanya.

memang dalam setiap cerita akan selalu ada akhir yang bahagia, tapi tidak untuk A dan B. dalam cerita ini saya yakin diantara kalian ada yang merasa menjadi B atau bahkan A. tapi kalian tidak pernah menyadarinya. rumahmu adalah hatimu, jika kalian sudah merasa nyaman dengan "rumah" kalian, jangan pernah meninggalkannya. karena yang akan ada hanya penyesalan pada akhirnya. saya yakin walaupun dalam cerita ini diakhiri dengan kemarahan, kesakitan, dan airmata karena A dan B tidak dapat bersama, A AKAN MENEMUKAN AKHIR YANG BAHAGIA DI CERITA LAIN KARENA A AKAN BELAJAR DARI KESALAHAN. BEGITU JUGA B YANG AKAN BAHAGIA DI CERITA LAIN KARENA IA PUN BELAJAR DARI PENGALAMANYA DENGAN A.
A DAN B AKAN HIDUP BAHAGIA DI CERITA NYA MASING- MASING.

TERIMAKASIH..........
:)